MALAM PASANG
malam telanjang
gemulai tarian
cinta
senandung angin
panas dan dingn
malam menyapu bibir
degup jantung yang gugup
desir darah di pembuluh
ombak meriuh
malam mengecup
angin merinding
remang membakar
api berkobar
malam mendekap
pasir terhenyak
kikuk setubuh
pagi menjelang subuh
klimaks di puncak bukit
deras air terjun
anggunnya karang
pecah gelombang
pasang
Jogja_17 April 2011_Bersamamu di pantai Parangtritis
Ksatria Kumbang
Dor!! Dor!! DOr!! Hai guyz..selamat datang di blog saiya, Ksatria Pengelana dari negeri antah berantah. Selamat menikmati apa sadja di sini, gratis, ketjuali biaya internet, tentu sahadja ditanggung Anda sendiri, hohoho..
Selasa, 21 Juni 2011
Minggu, 19 Juni 2011
KEMATIAN PALING MENGENASKAN!!
SI BODOH YANG MATI SEBELUM KEMATIANNYA
Alkisah, seseorang yang terkenal bodoh, tidak pernah membaca dan menghitung apa pun selama hidupnya, yang dianggap sudah mati diusung oleh teman-temannya ke kuburan. Ketika peti sudah hampir dimasukkan dalam liang lahat, orang itu tiba-tiba hidup kembali dan mulai memukul-mukul tutup peti. Peti dibuka. Orang yang terkenal bodoh itu bangkit. "Apa yang kalian lakukan?" Tanyanya pada orang banyak yang berkumpul di sekelilingnya. "Aku ini hidup. Aku tidak mati!"
Kata-katanya ditanggapi dengan suasana diam penuh keheranan. Akhirnya salah seorang pelayat berkata: "Saudaraku, para dokter, para imam, para kyai, para dukun, para intelektual, kritukus, dan para wanita, telah menyatakan bahwa engkau sudah mati. Orang-orang sepandai itu tidak mungkin salah. Dasar bodoh!!"
Maka tutup peti disekrup lagi dan ia dimakamkan sebagaimana mestinya. Allahummaghfir lahu.. :D
Alkisah, seseorang yang terkenal bodoh, tidak pernah membaca dan menghitung apa pun selama hidupnya, yang dianggap sudah mati diusung oleh teman-temannya ke kuburan. Ketika peti sudah hampir dimasukkan dalam liang lahat, orang itu tiba-tiba hidup kembali dan mulai memukul-mukul tutup peti. Peti dibuka. Orang yang terkenal bodoh itu bangkit. "Apa yang kalian lakukan?" Tanyanya pada orang banyak yang berkumpul di sekelilingnya. "Aku ini hidup. Aku tidak mati!"
Kata-katanya ditanggapi dengan suasana diam penuh keheranan. Akhirnya salah seorang pelayat berkata: "Saudaraku, para dokter, para imam, para kyai, para dukun, para intelektual, kritukus, dan para wanita, telah menyatakan bahwa engkau sudah mati. Orang-orang sepandai itu tidak mungkin salah. Dasar bodoh!!"
Maka tutup peti disekrup lagi dan ia dimakamkan sebagaimana mestinya. Allahummaghfir lahu.. :D
Sabtu, 18 Juni 2011
SAJAK PATAH
SAJAK PATAH
kemarau
tanah
retak
kuntum yang mungil
semilir
aroma tanah kelahiran
desir
waktu
pergi
mengulum pagi
melarung mimpi
bibirmu sehangat kopi
sekental madu
semanis tebu
Jogja_Awal Juni_2011
kemarau
tanah
retak
kuntum yang mungil
semilir
aroma tanah kelahiran
desir
waktu
pergi
mengulum pagi
melarung mimpi
bibirmu sehangat kopi
sekental madu
semanis tebu
Jogja_Awal Juni_2011
Jumat, 17 Juni 2011
KEADILAN, PROPORSIONALISME & KEKUASAAN
SINGA, RUBAH, DAN SERIGALA
(Untuk para HAKIM, JAKSA, DAN PENGACARA dan orang-orang ndak keren lainnya)
Seekor singa, seekor rubah, dan seekor serigala berburu bersama. Maka dalam sekejap mereka talah menangkap seekor zebra, seekor kambing, dan seekor kelinci. Maka berkatalah singa:
"Serigala, tolong kau bagi-bagi dengan adil hasil buruan kita hari ini!"
"Baiklah, Tuan. Ini sangat mudah. Tentu saja Tuan mendapat bagian terbesar, Zebra! Kambing untuk saya, dan kelinci untuk Si Rubah. Bagaimana?" Jawab Serigala tersenyum puas. Namun Singa menjadi marah. Ia mendepak kepala serigala hingga pingsan. Lalu berkata pada rubah:
"Coba kau yang bagi!" Bentaknya. Dengan gugup rubah menjawab:
"Tentu saja zebra untuk makan pagi Tuan, kambing untuk makan malam Tuan, dan kelinci untuk cemilan Tuan antara pagi dan malam! Sedangkan serigala yang pingsan itu bisa untuk cadangan esok hari!!" Jawab rubah berharap itu pembagian yang saaaangat adil.
"Busyet! Siapa yang mengajarimu cara pembagian demikian?" Singa keheranan.
"Depakan Tuan tadi!" Jawab rubah segera lari menjauh. Dadah..
(Untuk para HAKIM, JAKSA, DAN PENGACARA dan orang-orang ndak keren lainnya)
Seekor singa, seekor rubah, dan seekor serigala berburu bersama. Maka dalam sekejap mereka talah menangkap seekor zebra, seekor kambing, dan seekor kelinci. Maka berkatalah singa:
"Serigala, tolong kau bagi-bagi dengan adil hasil buruan kita hari ini!"
"Baiklah, Tuan. Ini sangat mudah. Tentu saja Tuan mendapat bagian terbesar, Zebra! Kambing untuk saya, dan kelinci untuk Si Rubah. Bagaimana?" Jawab Serigala tersenyum puas. Namun Singa menjadi marah. Ia mendepak kepala serigala hingga pingsan. Lalu berkata pada rubah:
"Coba kau yang bagi!" Bentaknya. Dengan gugup rubah menjawab:
"Tentu saja zebra untuk makan pagi Tuan, kambing untuk makan malam Tuan, dan kelinci untuk cemilan Tuan antara pagi dan malam! Sedangkan serigala yang pingsan itu bisa untuk cadangan esok hari!!" Jawab rubah berharap itu pembagian yang saaaangat adil.
"Busyet! Siapa yang mengajarimu cara pembagian demikian?" Singa keheranan.
"Depakan Tuan tadi!" Jawab rubah segera lari menjauh. Dadah..
Rabu, 15 Juni 2011
BIBIR
ADAKAH YANG LEBIH MANIS DARI BIBIRMU
mungkin tuhan salah cipta
atau aku yang salah sangka?
saat engkau tersenyum
badai mengamuk di laut selatan
matahari padam
sunyi, hanya gemuruh
waktu berhenti
senyummu memenuhi samudera
hilang asinnya
tinggal manisnya
saat engkau tersenyum
gravitasi hilang nyali
semua melayang
hanya satu yang jatuh:
sepotong hati
saat engkau tersenyum
gugurlah bunga-bunga
kumbang patah sayapnya
menggelepar ia
sebelum mati ditikam cinta
saat engkau tersenyum
pada siapa kumengadu?
_Jogja, 26/1/2011
Vale: Aku ingin memandangmu, sekali lagi.. dan selalu.. untuk yang kesekian kali..
mungkin tuhan salah cipta
atau aku yang salah sangka?
saat engkau tersenyum
badai mengamuk di laut selatan
matahari padam
sunyi, hanya gemuruh
waktu berhenti
senyummu memenuhi samudera
hilang asinnya
tinggal manisnya
saat engkau tersenyum
gravitasi hilang nyali
semua melayang
hanya satu yang jatuh:
sepotong hati
saat engkau tersenyum
gugurlah bunga-bunga
kumbang patah sayapnya
menggelepar ia
sebelum mati ditikam cinta
saat engkau tersenyum
pada siapa kumengadu?
_Jogja, 26/1/2011
Vale: Aku ingin memandangmu, sekali lagi.. dan selalu.. untuk yang kesekian kali..
BERJALAN DENGAN BENAR
HIKAYAT ANAK KEPITING
Seekor anak kepiting belajar berjalan, namun karena tak ada yang mengajarinya, ia tidak tahu musti melangkah ke arah mana: depan, belakang, atau samping? Maka ia memperhatikan cara hewan-hewan yang lain melangkah. Tak puas mengamati, ia temui beberapa hewan agar tahu alasannya. Dari seekor kuda dan beberapa binatang peliharaan seorang petani ia tahu bahwa melangkah itu mesti ke arah depan. Alasannya sederhana: melangkah ke arah depan membuatmu lebih mudah mencapai tujuan.
Lalu ia temui undur-undur yang konon melangkah surut kebelakang. Darinya kepiting kecil mendapat informasi bahwa melangkah kedepan itu mencerminkan ketamakan.
Belakangan ia putuskan untuk membuat jalan tengah sendiri: melangkah kesamping. Tentu saja alasanya: bisa mencapai tujuan tanpa ketamakan! Namun hingga kini ia masih bingung, ke kanan atau ke kiri? Dadah..
Vale: Ketahuilah bahwa fiksi: adalah pengetahuan dalam bentuknya yang unik, kebenaran dalam formasinya sendiri.
Seekor anak kepiting belajar berjalan, namun karena tak ada yang mengajarinya, ia tidak tahu musti melangkah ke arah mana: depan, belakang, atau samping? Maka ia memperhatikan cara hewan-hewan yang lain melangkah. Tak puas mengamati, ia temui beberapa hewan agar tahu alasannya. Dari seekor kuda dan beberapa binatang peliharaan seorang petani ia tahu bahwa melangkah itu mesti ke arah depan. Alasannya sederhana: melangkah ke arah depan membuatmu lebih mudah mencapai tujuan.
Lalu ia temui undur-undur yang konon melangkah surut kebelakang. Darinya kepiting kecil mendapat informasi bahwa melangkah kedepan itu mencerminkan ketamakan.
Belakangan ia putuskan untuk membuat jalan tengah sendiri: melangkah kesamping. Tentu saja alasanya: bisa mencapai tujuan tanpa ketamakan! Namun hingga kini ia masih bingung, ke kanan atau ke kiri? Dadah..
Vale: Ketahuilah bahwa fiksi: adalah pengetahuan dalam bentuknya yang unik, kebenaran dalam formasinya sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)